Open Access Open Access  Restricted Access Subscription Access

Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit DBD di Desa Tegalsari RT 4 RW 6 Kelurahan Bejen Puskesmas Karanganyar

Naqiyya Syahidah Azman, Nasya Thahira, Natika Amilasani, Nisrina Hanifah, Nur Sabila Rizky, W. Primaningtyas, K. Iswati, Iwan Christiawan

Abstract


Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan kasus tahunan yang sudah sering terjadi di Indonesia. Vektor penyebab utama DBD adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albocpictus. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan persebaran di seluruh wilayah tanah air. Distirbusi penyakit suspek DBD sejak minggu pertama tahun 2018 hingga minggu pertama 2019 tertinggi ada di Jawa Timur dengan jumlah 700 orang, lalu Jawa Tengah 512 orang dan Jawa Barat 401 orang (Kemenkes,2019). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis peningkatan kasus DBD di Kelurahan Benjen. Sampai bulan April 2019, tercatat ada 58 kasus yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan Karanganyar (Puskesmas Karanganyar,2019).

Metode: Metode yang kami gunakaan pada penelitian ini adalah observasi analitik kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Tegalsari, Kelurahan Bejen pada tanggal 6 dan 15 April 2019. Sampel yang diambil sebanyak 12 rumah (14 rumah tetapi 2 menolak). Sampel diambil berdasarkan radius 100 meter dari rumah yang terdapat kasus DBD. Data kami peroleh dengan cara wawancara mendalam dan melakukan penyelidikan epidemiologi. Keabsahan data yang kami dapatkan berdasarkan triangulasi data (teori, fakta observasi, dan wawancara petugas puskesmas).

Hasil: Hasil penelitian surveillance kami didapatkan Angka bebas jentik di Kelurahan Bejen Kecamatan Karanganyar Tahun 2019: 7/12 x 100% = 58,3%. Program yang telah dilaksanakan Puskesmas Karanganyar untuk mengatasi wabah DBD adalah kelas pemicuan DBD,siaran keliling waspada DBD, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kesimpulan: Kasus penyakit DBD di Kabupaten Karanganyar meningkat dari tahun 2018 menuju tahun 2019. Berdasarkan hasil PE yang kami lakukan di Kelurahan Bejen didapatkan pula Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih kurang dari normal. Angka Bebas Jentik dikatakan normal apabila jumlahnya menyentuh 95%. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat di Kelurahan Bejen masih rawan untuk terkena penyakit DBD.

Kata Kunci: DHF, Benjen Village, MNE, LFN

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.